Garut, Jabar 60 Detik – Langkah awal kepemimpinan Pejabat Sementara (PJs) Kepala Desa Cigadog, Atik Tresnayadi, ditandai dengan upaya membangun kedekatan dengan warga. Tak sekadar seremonial, Atik memilih jalur religius melalui kegiatan Tarawih Keliling (Tarling), yang perdana digelar di Masjid Jami Al Ikhlas Cigadog, Jumat malam (14/3). Langkah ini bukan sekadar ibadah, tetapi juga strategi komunikasi dan konsolidasi sosial.
Dalam kegiatan tersebut, hadir sejumlah pemangku kepentingan desa, di antaranya Babinsa Desa Cigadog, Pengurus BPD Desa Cigadog, Ketua MUI Kecamatan Sucinaraja, KUA Kecamatan Sucinaraja, serta para tokoh masyarakat. Keterlibatan berbagai elemen ini menjadi bukti bahwa agenda Tarling bukan sekadar rutinitas Ramadan, tetapi juga momentum mempererat sinergi antara pemerintahan desa dan warganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua BPD Desa Cigadog, Sahidin, S.Pd.I, mengapresiasi langkah PJs Kades ini. Menurutnya, pendekatan yang dilakukan Atik Tresnayadi mencerminkan kepemimpinan yang inklusif dan partisipatif. “Ini langkah awal yang baik. Pemerintah desa harus hadir dalam keseharian masyarakat, bukan hanya di balik meja kantor. Tarawih keliling seperti ini mempererat hubungan emosional antara pemimpin dan rakyatnya,” ujarnya.
Sementara itu, PJs Kades Cigadog, Atik Tresnayadi, menegaskan bahwa kegiatan Tarling bukan sekadar simbolis, melainkan bagian dari visinya membangun desa berbasis kebersamaan dan nilai-nilai keislaman. “Desa Cigadog adalah desa yang berakar kuat pada nilai-nilai agama dan sosial. Dengan turun langsung ke masyarakat, saya ingin memastikan bahwa pemerintahan desa benar-benar hadir di tengah warga, mendengar langsung aspirasi mereka,” kata Atik.
Tarawih Keliling ini rencananya akan terus berlanjut ke masjid-masjid lain di wilayah Desa Cigadog selama bulan Ramadan. Selain memperkuat spiritualitas, program ini juga menjadi sarana bagi Atik untuk menyerap langsung keluhan dan harapan warga terhadap jalannya pemerintahan desa. Ke depan, langkah-langkah konkret diharapkan lahir dari dialog yang dibangun dalam kebersamaan, bukan sekadar janji di balik podium.
