Pendamping PKH Sucinaraja Gelar P2K2, Dorong Kemandirian Keluarga Penerima Manfaat

Berita, Kabar PKH61 Dilihat

 

Garut, Jabar 60 Detik Program Keluarga Harapan (PKH) tak hanya hadir sebagai bantuan sosial bersyarat, melainkan juga menjadi alat pemberdayaan keluarga prasejahtera untuk bangkit dan mandiri. Hal inilah yang terlihat dari semangat Pendamping PKH Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, yang secara aktif menggelar kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Dalam kegiatan yang berlangsung pekan ini, para pendamping menyampaikan materi Modul Ekonomi Sesi 3 dengan tema “Memulai Usaha Baru”. Sesi ini merupakan bagian dari rangkaian modul edukatif yang bertujuan membekali KPM dengan keterampilan dasar dalam mengelola usaha kecil, memahami potensi lokal, serta menumbuhkan semangat kewirausahaan yang realistis dan aplikatif.

Kegiatan P2K2 dilaksanakan serentak di tujuh desa binaan yang ada di Kecamatan Sucinaraja. Materi diberikan secara partisipatif dengan mengajak KPM untuk berbagi pengalaman, menggali ide usaha yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, serta mempraktikkan cara sederhana dalam menyusun rencana usaha.

Irwan Supriyanto, M.Pd, Pendamping PKH Desa Tegalpanjang, menyampaikan bahwa P2K2 merupakan media strategis untuk menggeser pola pikir KPM dari sekadar penerima bantuan menjadi pelaku perubahan dalam keluarga dan lingkungan mereka.

Baca Juga:  Ground Check DTSEN di Sucinaraja Tuntas: Komitmen Pendamping PKH Patut Diapresiasi

“P2K2 bukan sekadar pertemuan rutin. Ini adalah momentum mengubah cara pandang KPM terhadap masa depan mereka. Kita ajak mereka melihat bahwa dengan semangat dan niat yang kuat, mereka bisa menjadi pelaku usaha, sekecil apa pun langkah awalnya,” ujar Irwan saat ditemui Awak Media Jabar 60 Detik, Selasa (6/05/2025).

Senada dengan itu, Asep Cahyana, S.Pd, Pendamping PKH Desa Sukalaksana, menyebut bahwa kegiatan ini sangat tepat dilaksanakan di tengah meningkatnya tantangan ekonomi keluarga pascapandemi.

“Banyak dari mereka kehilangan pekerjaan atau penghasilan utama. Melalui P2K2, kami berikan bekal untuk bangkit, memulai sesuatu yang baru, dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada bantuan,” ungkap Asep.

KPM pun terlihat aktif berdiskusi dan bertanya, bahkan ada yang mulai mencoba menjajaki ide usaha seperti menjual makanan ringan, kerajinan tangan, hingga memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber tambahan penghasilan. Tidak sedikit dari mereka yang menyampaikan niat untuk langsung mempraktikkan materi yang telah diberikan.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi wahana edukasi, tetapi juga penguatan sosial antara pendamping dan keluarga dampingan. Dengan pendekatan yang humanis dan membumi, para pendamping berhasil membangun kepercayaan dan motivasi KPM untuk terus berkembang.

Di tengah keterbatasan dan tantangan ekonomi, kegiatan P2K2 di Kecamatan Sucinaraja menjadi titik terang bagi banyak keluarga untuk kembali menata masa depan. Dengan bekal keterampilan dan semangat yang ditanamkan, KPM diajak melangkah lebih jauh menjadi pribadi mandiri, produktif, dan mampu menciptakan peluang di tengah kesempitan.

Langkah kecil dari desa ini bukan hanya tentang usaha ekonomi, tetapi tentang memutus rantai kemiskinan yang diwariskan lintas generasi. Sebab perubahan besar dimulai dari keberanian untuk mencoba, dan di sinilah peran PKH menunjukkan arti sebenarnya: bukan sekadar bantuan, tapi jalan menuju kemandirian.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *