KH. Sirojul Munir Telah Tiada, PETA Garut: Sosok Ulama yang Menyejukkan dan Membumi

PETA Garut: Sosok almarhum KH. Sirojul Munir bukan hanya pemimpin keagamaan, tapi penuntun moral yang selalu membela kerukunan dan hak perempuan dalam Islam.

Berita102 Dilihat

GARUT, JABAR 60 DETIK – Kabar duka menyelimuti Kabupaten Garut. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, KH. Sirojul Munir, wafat pada Selasa siang (30/07/2025) pukul 12.45 WIB di RSU dr. Slamet Garut. Kepergian beliau menyisakan duka mendalam, tidak hanya bagi kalangan ulama, tetapi juga bagi banyak komunitas keumatan, termasuk organisasi Perempuan Tangguh (PETA) Garut.

Dalam pernyataan resminya, Ketua PETA Garut menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas wafatnya KH. Sirojul Munir, yang dikenal sebagai sosok ulama yang menyejukkan, membumi, dan teguh menjaga nilai-nilai Islam wasathiyah (moderat).

“KH. Sirojul Munir adalah ulama yang tidak hanya menguasai ilmu, tapi juga menyampaikan dakwahnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Kami dari PETA Garut merasa sangat kehilangan. Beliau telah menjadi rujukan spiritual dan moral bagi banyak elemen masyarakat, termasuk kaum perempuan,” ujar Mimah Nurdaniah Ketua PETA Garut.

Selama menjabat sebagai Ketua MUI Garut, KH. Sirojul Munir dikenal luas karena konsistensinya dalam merawat kerukunan umat dan menyuarakan pentingnya akhlak dalam kehidupan sosial keagamaan. Pidato-pidatonya kerap menekankan pentingnya peran perempuan dalam membangun keluarga sakinah dan masyarakat madani.

“Beliau selalu menyuarakan pesan damai, menyejukkan dalam menyikapi perbedaan, dan memberi semangat kepada perempuan untuk menjadi pilar utama dalam peradaban Islam,” ungkap Mimah.

Bagi PETA, sosok KH. Sirojul Munir tidak hanya dikenal dari podium-podium dakwah, tapi juga dari kepedulian sosialnya yang nyata. Beberapa program pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan perempuan berbasis masjid, tidak jarang mendapatkan restu dan dukungan moril dari almarhum.

Kepergian KH. Sirojul Munir dinilai sebagai kehilangan besar di tengah dinamika sosial dan tantangan zaman yang membutuhkan suara-suara sejuk dari tokoh agama.

Baca Juga:  Demi Wujudkan Desa Bersih dan Tertib, Pjs Desa Cigadog Atik Tresnayadi Turun Langsung Pimpin Kerja Bakti Bersama Linmas

“Dalam era media sosial yang gaduh, kami sangat kehilangan suara KH. Sirojul Munir yang tenang, tidak menghakimi, tapi mampu menyentuh nurani. Garut kehilangan figur peneduh yang selalu mengutamakan dialog dan solusi,” ujar Mimah.

PETA Garut bersama segenap jaringan perempuannya mendoakan agar almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Allah dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

“Kami tidak hanya akan mengenang, tetapi juga meneruskan spirit beliau — berdakwah dengan kelembutan, memberdayakan dengan kasih sayang, dan menyatukan dengan keteladanan”, pungkasnya(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *