Cirebon, Jabar 60 Detik — Memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Pusat Forum Silaturahmi Ustadz Ustadzah Nusantara (FORSATU) menyerukan pentingnya merawat semangat persatuan, menjaga nilai kebangsaan, sekaligus meneguhkan dakwah keumatan yang moderat.
Dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal FORSATU Nusantara, Ustadz Abie Ikhwan, S.Pd.I., M.Si, menekankan bahwa kemerdekaan yang telah diraih delapan dekade lalu adalah amanah besar yang harus terus dijaga melalui kolaborasi umat dan negara.
“Kemerdekaan ini bukan hanya anugerah, tapi juga tanggung jawab. Di usia 80 tahun Republik, tantangan kebangsaan semakin kompleks: dari krisis moral, tantangan digital, hingga ancaman disintegrasi. Ustadz dan ustadzah harus hadir sebagai penjaga nilai, penuntun akhlak, sekaligus perekat bangsa,” ujar Abie Ikhwan kepada Jabar 60 Detik, Sabtu (16/8).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Ketua Umum FORSATU Nusantara, Ustadz Abdullah Mubarok, M.Si, menegaskan bahwa peran para pendidik agama tidak boleh terhenti hanya di ruang kelas atau mimbar dakwah. Mereka, menurutnya, harus menjadi motor penggerak persatuan nasional di tengah dinamika sosial dan politik.
“Dirgahayu RI ke-80 ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali: FORSATU Nusantara berdiri di garis depan membela keutuhan NKRI. Dakwah kami adalah dakwah kebangsaan, dakwah yang menyejukkan, moderat, dan solutif. Kita ingin membuktikan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman,” tegas Abdullah Mubarok.
Dalam pernyataannya, FORSATU Nusantara juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk memaknai kemerdekaan bukan hanya sebagai perayaan simbolik, tetapi sebagai komitmen berkelanjutan membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan bermartabat.
Abie Ikhwan menambahkan, peran ulama dan guru agama sangat strategis di tengah gempuran ideologi transnasional, degradasi moral, hingga kesenjangan sosial. “Indonesia butuh ustadz-ustadzah yang bukan hanya penceramah, tapi juga agen perubahan. Kami ingin menegaskan bahwa dakwah harus menyatu dengan misi kebangsaan,” ujarnya.
Abdullah Mubarok menutup pernyataan dengan mengajak umat Islam, khususnya para pendidik agama, untuk terus mengawal perjalanan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. “Merdeka adalah amanah, dan menjaga Indonesia adalah ibadah,” pungkas Abdullah Mubarok.(**)