FDS Dynamic PKH Garut: Sinergi Orang Tua, Pemerintah, dan Mahasiswa untuk Masa Depan Pendidikan Anak

Berita, Kabar PKH169 Dilihat

GARUT, JABAR60DETIK.com, Ruang aula Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, menjadi saksi semangat kolaborasi lintas sektor dalam kegiatan FDS (Family Development Session) Dynamic PKH Sabtu (2/8/2025, kali ini mengangkat tema “Peran Orang Tua dalam Perkembangan Pendidikan Anak.” Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama strategis antara SDM PKH Kecamatan Leles dan mahasiswa KKN Kelompok 118 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Kegiatan tersebut dihadiri berbagai pemangku kepentingan, antara lain Koordinator Wilayah PKH Jawa Barat 4, Aceng Ahmad Hotib, S.Sos, Korkab Wilayah 1, Sri Rahayu Susilawati, S.E, Kasi Kesra Kecamatan Leles, Donny Januar, S.IP, M.Si, Kepala Desa Jangkurang, Ida Nurlaela, Ketua BPD Muhdi, Konselor UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Barat, Ulfah Karimah Yamani, M.Sos, serta unsur kesehatan dan pendamping sosial dari PKH dan Puskesmas Lembang.

Dalam sambutannya, Kasi Kesra Kecamatan Leles, Donny Januar, menekankan pentingnya pendekatan pendidikan berbasis keluarga.

“Kami percaya bahwa rumah adalah sekolah pertama dan utama. Ketika orang tua sadar akan perannya, maka masa depan anak akan jauh lebih terarah. Kami mengapresiasi kolaborasi luar biasa ini sebagai bagian dari strategi membangun generasi unggul dari desa,” ujarnya.

Baca Juga:  Ground Check Kembali Digelar, Pendamping PKH Garut Pastikan Bantuan Sosial Tepat Sasaran

Korwil PKH Jawa Barat 4, Aceng Ahmad Hotib, S.Sos, turut memperkuat pesan tersebut dengan menyoroti pentingnya penguatan kapasitas orang tua dalam mendidik anak.

“Pendidikan bukan semata tanggung jawab sekolah, tapi juga keluarga. Peran orang tua dalam membentuk karakter, nilai moral, dan semangat belajar anak tak tergantikan,” tegas Aceng dalam pemaparannya.

Sementara itu, Konselor UPTD PPA Provinsi Jawa Barat, Ulfah Karimah Yamani, M.Sos, menambahkan pentingnya pendekatan holistik dalam pengasuhan anak.

“Kita tidak hanya bicara kecerdasan akademik, tapi juga kesehatan mental, keamanan emosional, dan perlindungan terhadap anak, yang harus dimulai dari rumah,” kata Ulfah.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tapi juga ajang aksi nyata. Mahasiswa KKN turut berperan aktif melalui edukasi partisipatif, games edukatif untuk anak, serta simulasi peran pengasuhan dalam konteks keluarga modern. Kehadiran para pendamping PKH juga memperkuat pendampingan terhadap KPM (Keluarga Penerima Manfaat), memastikan transformasi pengetahuan benar-benar menyentuh lapisan akar rumput.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi model inspiratif bagi desa-desa lainnya di Kabupaten Garut dan Jawa Barat secara umum.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *