JABAR60DETIK, GARUT – Di tengah derasnya arus perubahan yang dikenal dengan era disruptif, lembaga pendidikan, terutama pesantren, menghadapi tantangan yang begitu kompleks. Pesantren Persis 213 Darusyifa Sukawening memahami bahwa perubahan ini bukanlah sesuatu yang dapat dihindari, melainkan harus dihadapi dengan kesiapan mental dan inovasi berkelanjutan.
Era disruptif, yang didefinisikan oleh perubahan besar-besaran dalam berbagai aspek kehidupan akibat kemajuan teknologi, telah merombak banyak hal. Menurut teori disruptif yang diperkenalkan oleh Clayton M. Christensen, perubahan disruptif adalah inovasi yang mendobrak tatanan lama dan menggantinya dengan pendekatan baru yang lebih efisien dan efektif. Dalam konteks pendidikan, teori ini mendorong institusi untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga menciptakan sistem pendidikan yang relevan dengan tantangan zaman.
Pesantren Persis 213 Darusyifa menyadari hal ini. Dengan tetap berlandaskan nilai-nilai keislaman yang kokoh, pesantren ini siap berinovasi dalam kurikulum, metode pembelajaran, dan pengelolaan lembaga agar bisa menyiapkan santri yang bukan hanya religius, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia modern. Dalam pandangan Ustadz Hilman, M.M.Pd., selaku Ketua Bidang Garapan Pendidikan (Bidgar) PC Persis Karangtengah, “Inovasi tidak boleh menghilangkan substansi ajaran Islam, tetapi harus menjadi alat untuk memperkuat dakwah dan pendidikan. Pesantren Darusyifa harus bisa menjadi contoh bagaimana pendidikan Islam bisa relevan di tengah era disruptif tanpa kehilangan jati dirinya.”
Pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional memiliki akar yang kuat dalam mengembangkan keilmuan berbasis agama. Namun, di era disruptif ini, pesantren tidak bisa hanya mengandalkan metode tradisional semata. Pendidikan pesantren perlu diperkaya dengan keterampilan abad ke-21, seperti literasi digital, berpikir kritis, dan inovasi. Model pendidikan pesantren, yang selama ini lebih banyak berkonsentrasi pada ilmu agama, kini harus menambahkan aspek keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Sebagaimana yang dikatakan dalam QS. Ar-Ra’d: 11:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Ayat ini mengingatkan bahwa perubahan harus dimulai dari dalam, dari niat dan usaha manusia sendiri. Pesantren Darusyifa sedang melangkah ke arah tersebut membuka diri terhadap perubahan, namun tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam.
Tidak hanya perubahan dalam metode pendidikan, inovasi di Pesantren Darusyifa juga mencakup pengembangan soft skills seperti kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan entrepreneurship. Hal ini sangat relevan dengan teori pendidikan modern yang menekankan pentingnya keterampilan hidup untuk menghadapi dunia yang serba dinamis.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Hadits ini menginspirasi Pesantren Darusyifa untuk terus menuntut ilmu dan berinovasi, dengan harapan bahwa inovasi yang dilakukan tidak hanya mendatangkan manfaat duniawi tetapi juga keberkahan ukhrawi. Dengan memadukan ilmu agama dan keterampilan modern, Pesantren Persis 213 Darusyifa ingin membentuk generasi yang tidak hanya shaleh secara pribadi, tetapi juga memiliki kontribusi nyata bagi masyarakat.
Tantangan era disruptif memang berat, tetapi dengan semangat inovasi yang didorong oleh nilai-nilai agama, Pesantren Persis 213 Darusyifa siap menghadapinya. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pandangan visioner seperti yang disampaikan oleh Ustadz Hilman, M.M.Pd., adalah salah satu kunci kesuksesan dalam menyongsong perubahan ini. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Mujadilah: 11:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
Dengan memadukan iman dan ilmu, serta kesiapan menghadapi perubahan, Pesantren Persis 213 Darusyifa Sukawening siap menjadi pelopor dalam pendidikan pesantren yang relevan di era disruptif ini.