Tahun Baru Hijriah 1447 H: Antara Spirit Transformasi dan Tantangan Era Digital

- Penulis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 11:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh; Abie Ikhwan, S.Pd.I., M.Si, CPS

Direktur Eksekutif SAFI Institute (Center for Study of Islamic Thought and Sufism)

Tahun Baru Islam 1447 H telah tiba. Sebuah momentum sunyi yang menyimpan gema perubahan besar, jika saja kita mampu menangkap maknanya. Di tengah era digital yang bising dan penuh distraksi, tahun baru Hijriah bukan sekadar pergantian kalender, tetapi undangan untuk berhijrah secara spiritual, sosial, dan intelektual.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi peristiwa peradaban. Sebuah titik balik strategis yang melahirkan tatanan masyarakat baru berlandaskan tauhid, persaudaraan, dan keadilan. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman:

وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً

Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya akan mendapatkan banyak tempat hijrah dan rezeki yang luas.” (QS. An-Nisa: 100)

Hari ini, kita menghadapi tantangan zaman yang tak kalah kompleks. Era digital telah mengubah cara kita berpikir, berinteraksi, bahkan beriman. Kita menghadapi “ghazwul fikri” baru: perang persepsi, banjir informasi, serta ilusi pencapaian yang sering kali menjauhkan kita dari hakikat hidup.

Dalam konteks ini, hijrah abad digital bukan lagi soal pindah tempat, melainkan pindah orientasi hidup. Dari dunia yang memuja ego ke kehidupan yang tunduk pada Allah. Dari pencitraan menuju keikhlasan. Dari kecanduan konten menuju kedalaman kontemplasi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“المُهَاجِرُ مَن هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ”

Orang yang berhijrah adalah yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari)

Baca Juga:  Membasuh Luka Batin: Merawat Jiwa di Tengah Derita

Inilah hijrah yang paling relevan hari ini: meninggalkan dunia maya yang penuh riya menuju dunia nyata yang penuh makna. Menghindari jebakan likes dan followers, lalu kembali menata hati agar selaras dengan nilai ilahiah.

Tasawuf sebagai jantung spiritual Islam mengajarkan bahwa transformasi sejati bukan di luar, tetapi di dalam. Sebagaimana pesan Imam Al-Ghazali, “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.” Hijrah yang sesungguhnya adalah perubahan nafs (jiwa) dari amarah dan rakus menjadi tenang dan berserah.

Tahun Baru Hijriah 1447 H memberi kita kesempatan untuk kembali ke fitrah:

  1. Menata ulang tujuan hidup.Menguatkan kesadaran keberadaan kita di tengah dunia yang serba cepat.
  2. Menjadi manusia yang tidak hanya sibuk bergerak, tetapi juga tahu ke mana harus melangkah.

Di tengah tantangan era digital, kita membutuhkan peta moral dan kompas spiritual. Sebab zaman ini bukan hanya membutuhkan cerdas teknologi, tapi juga dewasa iman. Kita tak cukup hanya melek digital, tapi juga melek makna.

Nabi ﷺ membangun Madinah dengan tiga fondasi utama:

  1. Masjid sebagai pusat spiritual dan sosial.
  2. Ukhuwah antara Muhajirin dan Anshar.
  3. Pasar sebagai pilar ekonomi Islam yang adil.

Kita pun hari ini harus membangun “Madinah digital” peradaban online yang berjiwa tauhid, adil, dan beretika. Sebuah ruang di mana Islam tampil bukan sebagai simbol politik, tetapi rahmat yang membebaskan manusia dari perbudakan dunia.

Tahun Baru Hijriah adalah panggilan sunyi untuk mengubah diri sebelum mengubah dunia. Sebagaimana firman Allah:

“إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ”

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Mari kita jadikan 1447 H bukan sekadar momentum tahunan, tapi titik tolak pembaruan visi hidup, pembaruan tekad dakwah, dan pembaruan komitmen untuk membangun umat dari layar ke laku, dari simbol ke substansi.

Selamat Tahun Baru Islam 1447 H.

Mari berhijrah: dari yang kosong ke yang bermakna, dari yang riuh ke yang tenang, dari duniawi menuju Ilahi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel jabar60detik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

STAINUS Garut Resmi Peroleh Izin Operasional, Kopertais Siap Dampingi Percepatan Tata Kelola
AG PERSIS Kabupaten Garut Resmi Berdiri, Perkuat Silaturahmi dan Profesionalisme Guru
11 KPM PKH Desa Tarogong Lulus Graduasi Mandiri, Camat: “Bansos Itu Sementara, Harus Dimanfaatkan untuk Usaha”
8 KPM PKH di Garut Graduasi Mandiri, Gandeng Koperasi Merah Putih untuk Dorong Kemandirian Ekonomi
Maulid Nabi 1447 H, DPP FORSATU NUSANTARA Serukan Semangat Merawat Kebangsaan
Camat Sucinaraja Kawal Penyaluran KKS Sembako dan PKH agar Tepat Sasaran
Gotong Royong di HUT RI ke-80, SDM PKH Tarogong Kaler Bangun Rumah Lansia Bersama DPRD, Baznas, dan Forkopimcam
Dirgahayu RI ke-80, DPP FORSATU Nusantara Tegaskan Komitmen Kebangsaan dan Keumatan
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 19 September 2025 - 10:28 WIB

STAINUS Garut Resmi Peroleh Izin Operasional, Kopertais Siap Dampingi Percepatan Tata Kelola

Kamis, 11 September 2025 - 20:36 WIB

11 KPM PKH Desa Tarogong Lulus Graduasi Mandiri, Camat: “Bansos Itu Sementara, Harus Dimanfaatkan untuk Usaha”

Selasa, 9 September 2025 - 16:52 WIB

8 KPM PKH di Garut Graduasi Mandiri, Gandeng Koperasi Merah Putih untuk Dorong Kemandirian Ekonomi

Jumat, 5 September 2025 - 08:57 WIB

Maulid Nabi 1447 H, DPP FORSATU NUSANTARA Serukan Semangat Merawat Kebangsaan

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 20:38 WIB

Camat Sucinaraja Kawal Penyaluran KKS Sembako dan PKH agar Tepat Sasaran

Berita Terbaru