20 Tahun Tinggal di Rumah Reyot, Ilin Warga Sucinaraja Masih Menanti Uluran Hati Pemerintah

Berita, Kabar PKH232 Dilihat

Garut, Jabar 60 detik | Di Kampung Sukadanuh, Desa Linggamukti, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, seorang warga bernama Ilin menjalani hidup dalam kondisi yang tak layak dan nyaris terlupakan. 20 tahun tinggal di rumah reyot, Ilin masih belum pernah tersentuh program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Di tengah keterbatasan, ia tetap bertahan, merawat istrinya yang menderita stroke sejak tiga tahun terakhir, dan membesarkan seorang anak perempuan yang kini duduk di kelas 9 SMP.

Rumah Ilin jauh dari kata layak. Atapnya lapuk, dinding bilik bambu mulai rapuh, dan lantainya tak lagi rata. Di tengah kondisi seperti itu, Ilin Sukadanuh masih menanti uluran hati pemerintah—bukan sekadar janji yang terus menguap dari waktu ke waktu.

“Saya nggak minta banyak. Cuma ingin istri dan anak saya punya tempat tinggal yang aman dan tidak bocor kalau hujan,” tutur Ilin dengan suara pelan, matanya sembab menahan haru.

Ilin pernah menjadi penerima manfaat PKH dan BPNT, dua program perlindungan sosial yang sangat membantunya saat itu. Namun sejak beberapa waktu terakhir, bantuan tersebut tidak lagi cair. Ia juga sempat mendapat BLT Dana Desa, tapi hanya beberapa kali dan bersifat sementara.

 Padahal, dengan kondisi istri yang lumpuh total dan tidak bisa berjalan, serta satu-satunya anak yang masih sekolah, Ilin harus berjuang sendirian memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia bekerja serabutan, mengambil pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang, meski kadang tak cukup untuk membeli beras.

Baca Juga:  KH. Sirojul Munir Telah Tiada, PETA Garut: Sosok Ulama yang Menyejukkan dan Membumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *