Kreatif! Acep Nurhadi Ketua RW 08 Kp. Palingping Ajak Ibu-Ibu Bangkit Lewat Usaha Kicimpring

Berita, Pemerintahan59 Dilihat

Garut, Jabar 60 Detik – Di tengah geliat pembangunan desa, semangat membangun kemandirian ekonomi masyarakat terus bermunculan. Salah satunya datang dari RW 08 Kampung Palingping, Desa Sudalarang, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut. Di bawah kepemimpinan Acep Nurhadi, warga setempat khususnya kaum ibu  mulai menggeliat lewat usaha pembuatan kicimpring, camilan tradisional berbahan dasar singkong yang menjadi ciri khas Sunda.

Berawal dari keprihatinan atas terbatasnya peluang ekonomi di tingkat rumah tangga, Acep Nurhadi menggagas program pemberdayaan dengan memanfaatkan potensi lokal. “Kami melihat, banyak ibu-ibu yang memiliki keterampilan, tetapi belum terwadahi. Singkong pun melimpah. Maka dari itu, kicimpring menjadi pilihan yang tepat,” ujar Acep kepada Jabar 60 Detik, Selasa (29/4/2025).

Tidak sekadar berproduksi, Acep membangun program ini secara bertahap. Dimulai dari pelatihan teknik pembuatan kicimpring yang renyah dan tahan lama, berlanjut pada pembinaan kemasan menarik, hingga pembekalan strategi pemasaran. Melalui pendekatan ini, para ibu rumah tangga tidak hanya menghasilkan produk berkualitas, tetapi juga memahami pentingnya nilai tambah dalam bisnis kecil.

Semangat gotong royong menjadi napas utama gerakan ini. Setiap hari, sejumlah ibu berkumpul di halaman Masjid Jami Asyifa sebagai tempat produksi. Dengan penuh ketekunan, mereka membersihkan singkong, mengolah adonan, menjemur, hingga menggoreng kicimpring menjadi camilan siap konsumsi.

“Kami merasa lebih berdaya. Tidak hanya membantu ekonomi keluarga, tapi juga merasa lebih dihargai,” ungkap Aisyah (43), salah satu peserta program.

Pasar kicimpring buatan warga Kampung Palingping pun mulai tumbuh. Selain dijual di warung-warung lokal, Acep mendorong para ibu untuk memanfaatkan media sosial dan pasar daring. Strategi ini perlahan membuahkan hasil. Pesanan dari luar desa mulai berdatangan, memperluas jangkauan produk hingga ke kecamatan sekitar.

Baca Juga:  PC PUI Karangpawitan dan Pesantren Quran Preneur Gelar Nuzulul Quran Camp: Momen Kebersamaan Keluarga dengan Al-Quran

Acep tak berhenti di situ. Ia juga mendorong inovasi produk, seperti kicimpring rasa balado, keju, hingga varian pedas manis, mengikuti selera pasar kekinian. “Kami ingin produk kampung tidak hanya bertahan, tapi berkembang dan menjadi ikon kebanggaan,” tegasnya.

Bagi Acep, usaha kicimpring bukan sekadar soal ekonomi. Ia menjadi sarana menghidupkan kembali tradisi, mempererat silaturahmi, dan menumbuhkan rasa percaya diri di tengah warga. “Kemandirian ekonomi dimulai dari keberanian mencoba. Dari tangan-tangan ibu rumah tangga, insya Allah lahir kekuatan besar untuk desa ini,” kata Acep menutup perbincangan.

Inisiatif sederhana ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa bermula dari langkah-langkah kecil di akar rumput. Kampung Palingping kini bukan hanya penghasil kicimpring, tetapi juga menjadi contoh nyata bahwa dengan kreativitas, semangat, dan keberanian, desa-desa di Indonesia mampu bangkit dan bersinar.

Red/Abie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *